Ironis, Kapus Tebang Pohon Mahoni Sebagai Pelindung untuk Bantu Biaya Operasional Puskesmas?

Kondisi Puskesmas Stabat terlihat ironis saat ini. Pasalnya, terjadi penebangan pohon mahoni yang selama ini menjadi peneduh area Puskesmas Stabat.

topmetro.news – Kondisi Puskesmas Stabat terlihat ironis saat ini. Pasalnya, terjadi penebangan pohon mahoni yang selama ini menjadi peneduh area Puskesmas Stabat.

Di mana sejak dipimpin Erlina Djamil SKM, puskesmas itu terus berupaya untuk memperbaiki kinerja pelayanan masyarakat di bidang kesehatan kendati dengan keterbatasan anggaran.

Hal ini diungkapkan salah seorang aktivis pemerhati pelayanan publik dan kinerja organisasi pemerintahan di Kabupaten Langkat, Toib Riadi, di Stabat, Rabu (27/3/2024).

Dijelaskan Toyib, Kepala Puskesmas Stabat mengatakan jika saat ini anggaran banyak dipangkas. “Jadi masih bersyukur dengan adanya hasil penebangan pohon tersebut bisa mengurangi beban biaya yang dikeluarkan untuk keperluan puskemas. Selain itu juga, pohon mahoni tersebut dianggap sangat mengganggu gedung gedung yang ada di lingkungan Puskesmas Stabat,” ujar Toib menirukan ungkapan Kapus Stabat Erlina.

Reboisasi

Erlina, tambah Toib, juga mengatakan, dengan penebangan pohon kayu mahoni tersebut merupakan salah satu program reboisasi. Karena pohon tersebut akan diganti dengan pohon yang baru lagi seperti pohon durian, pokat atau lainnya.

“Kapus juga berdalih sudah berkoordinasi kepada Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Langkat. Bahkan, Kapus Erlina juga menyatakan telah berkoordinasi kepada kapus-kapus sebelum Beliau menjabat di puskesmas tersebut. Alasannya, bahwa pohon tersebut ditanam oleh mereka (kapus sebelumnya). Jadi bukan menjadi milik aset Pemkab Langkat,” ujar Toyib.

Ironisnya, untuk membantu operasional Puskesmas, Kapus Stabat yang baru menjabat sekitar tiga bulan ini mengambil kebijakan untuk mencari pihak yang mau menerima pohon kayu tersebut.

“Dan akhirnya dapat. Kata sepakat terhadap penebangan tersebut dengan senilai Rp2,5 juta sebanyak lima batang,” jelas Toyib menjelaskan kronologis penebangan mahoni tersebut.

“Pohon mahoni yang jika dilihat ditaksir mencapai 10 ton lebih bobotnya dan jika kita kalikan, maka kita tau berapa jumlah yang sebenarnya diterima Kapus,” terangnya.

Sejauh ini, dengan adanya penebangan pohon mahoni di Puskesmas Stabat tersebut, Erlina langsung menjadi sasaran buruan awak media dan LSM.

“Ada pertanyaan publik tentang izin serta prosedur terkait penebangan pohon tersebut yang belum jelas. Diminta kepada instansi terkait di Pemkab Langkat khususnya BPKAD serta penegak hukum untuk memeriksa atau mempertanyakan dengan jelas apakah pekerjaan yang dilakukan oleh oknum kapus tersebut sudah sesuai dengan SOP atau peraturan daerah maupun hukum yang berlaku?” tandas Toib.

Menata

Sementara itu, Kepala Puskesmas Stabat Erlina Djamil SKM saat dikonfirmasi terkait mengenai penebangan pohon mahoni yang di luar prosedur menjelaskan, jika apa yang dilakukannya semata-mata untuk menata tata ruang lingkungan puskesmas yang lebih baik.

“Gak ada niat ambil keuntungan dari penebangan pohon itu. Saya hanya ingin agar masyarakat tau kalau di Puskesmas Stabat ada ruang perawatan orang stres dan TBC. Jadi gak terhalang pohon,” ujarnya.

Kendati Kapus Stabat menyangkal tentang pemotongan anggaran puskesmas yang ia pimpin, namun Erlina tidak membantah jika adanya pemangkasan anggaran.

“Gak ada yang motong. Karena anggaran langsung masuk ke rekening Puskesmas,” ujarnya menjawab topmetro.news melalui WhatsApp, Rabu (27/3/2024).

Mengenai harga pohon yang dibayarkan pihak pembeli sebagaimana yang disebutkannya kepada salah satu aktivis beberapa hari lalu untuk membantu operasional, kapus membantahnya.

“Mana mungkin uang Rp2,5 juta itu untuk bantu-bantu biaya operasional puskesmas. Ya, gak mungkinlah uang segitu,” terangnya.

“Niat saya hanya untuk memperbaiki dan membenahi lokasi puskesmas sebagaimana yang saya lakukan di puskesmas-puskesmas yang pernah saya pimpin. Awal saya di sini, wah, saya sangat prihatin kondisinya. Jadi di sekitar halaman dan bangunan puskesmas mau saya ganti dengan tanaman yang lebih rindang dan bermanfaat. Serta tidak merusak atau membahayakan bangunan dan penghuninya,” tutupnya.

Terpisah, Kadis Kesehatan Pemkab Langkat dr Juliana saat dikonfirmasi melalui chat WhatsApp terkait adanya pemangkasan anggaran operasional untuk seluruh puskesmas di Kabupaten Langkat, seperti biasa tidak pernah menjawab telah kendati dibaca.

reporter | Rudy Hartono

Related posts

Leave a Comment